PERSONAL BRANDING
By Gegi Karyaganda
Jika saya menyebutkan kata “air minum kemasan”, apa yang secara spontan terlintas di benak kamu? Saya yakin, bagi sebagian orang, kata AQUAakan begitu mudah terlintas di benakmu. Meski saat ini sudah banyak perusahaan air minum kemasan yang beroperasi, namun merek AQUA masih menjadi Top of Mind bagi sebagian besar orang.
Bagaimana tidak, AQUA telah menjadi pioneer air minum dalam kemasan di Indonesia. Meski butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan posisi Top of Mind di benak konsumen, namun saat ini AQUA sudah memiliki brand yang sangat kuat. Dengan slogan, “Kebaikan Alam, Kebaikan Hidup”, brand yang satu ini makin menunjukkan kualitas serta eksistensinya dari tahun ke tahun.
Setelah sekilas membahas tentang air minum kemasan, saya ingin bergeser ke moda transportasi yang sangat lazim kita temui di Indonesia, yaitu mobil. Apa yang terlintas di benak kamu, ketika saya menyebutkan kata “Mercedes Benz”?
Meski mungkin jawaban yang kita miliki sangat beragam, namun sepertinya kata “Nyaman dan mewah” mampu merepresentasikan Mercedes Benz dengan sempurna.
Kesan nyaman dan mewah yang terpancar dari desain yang dibuat serta kualitas kendaraan yang memang jempolan nampaknya menjadi kekuatan merek dengan slogan “The Best or Nothing” ini.
Disadari atau tidak, AQUA dan Mercedes Benz adalah dua contoh dari begitu banyak produk yang memiliki IDENTITAS yang sangat kuat sehingga IMAGE dan POSITIONING mereka di masyarakat pun sangatlah kuat. BRANDING mereka jelas.
Well, tapi apa itu Branding?
Sederhananya, BRANDING adalah segala sesuatu seperti symbol, nama, reputasi, kesan, slogan dan lain sebagainya, yang memberikan identitas pembeda antara satu hal dengan yang lainnya.
Nah, ketika bicara mengenai BRANDING, memang sangat mudah untuk mengasosiasikannya pada sebuah produk seperti air minum kemasan dan salah satu merek mobil yang saya bicarakan tadi. Namun, pernahkan terlintas di benak kamu bahwa sebenarnya, konsep MEREK atau BRANDING juga berlaku dalam kehidupan manusia?
Ya, benar sekali, manusia pun memiliki BRANDING nya masing-masing. Mau bukti? Coba jawab pertanyaan berikut.
Nama siapa yang muncul ketika saya mengatakan, aktor kungfu mandarin yang film nya lucu? Ya, sebagian dari kamu akan dengan cepat menjawab JACKIE CHAN.
Kemudian, nama siapa yang muncul ketika saya mengatakan, seorang pesulap atau mentalist senior yang terkenal di Indonesia? Tidak salah tentunya jika secara reflek kamu menjawab DEDaY CORBUZIER.
Yang punya ciri khas lg seperti pesulapPak Tarno...atau jojon
Lalu, siapakah nama yang langsung keluar dalam pikiranmu ketika saya mengatakan, seorang tokoh Nazi berkumis tebal yang terkenal dengan kekejamannya? Tepat sekali. ADOLF HITLER.
Nama-nama seperti JACKIE CHAN, DEDY CORBUZIER, atau ADOLF HITLER yang secara spontan muncul di benak kamu saat mendengar sebuah clue yang saya sebutkan tadi mengindikasikan bahwa orang-orang tersebut memiliki IDENTITAS yang kuat, memiliki MEREK, memiliki BRANDING nya sendiri. BRANDING yang melekat pada seseorang inilah yang disebut dengan PERSONAL BRANDING.
Atau jika didefinisikan dengan lebih detil, PERSONAL BRANDING adalah sebuah citra diri yang berkaitan dengan nilai, keahlian, perilaku, atau prestasi yang dimiliki seseorang, yang baik secara sengaja atau tidak sengaja, muncul dari dalam dirinya.
Sama halnya dengan pembangunan branding sebuah produk yang memiliki identitas yang kuat, pembangunan personal branding pun membutuhkan proses yang tidak instan. Semuanya membutuhkan konsitensi, persistensi, dan dedikasi yang cukup lama.
Nah, setelah mengetahui apa itu personal branding, saat ini mungkin kamu bertanya-tanya, apa gunanya memiliki personal branding yang baik bagi diri kita?
Sederhananya,dengan personal branding yang jelas dan kuat, kita akan mendapatkan kesempatan yang luas dalam mengembangkan karir, bisnis, dan juga pekerjaan kita. Saya akan berikan contohnya dalam ilustrasi berikut:
Mukidi adalah salah satu dari lima karyawan yang masuk proses monitoring untuk kenaikan jabatan di kantornya. Karena selama ini ia dikenal sebagai pribadi yang jujur, santun, ulet, dan memiliki gagasan yang baik dalam menyelesaikan masalah, artinya PERSONAL BRANDING yang dimiliki oleh Mukidi baik, maka ia pun memiliki nilai plus dalam pandangan atasannya.
Berbeda dengan keempat rekan kerjanya yang memilki citra yang kurang baik di kantor. Meski cenderung memiliki kemampuan yang baik, namun mereka kurang mampu menunjukkan semangat bekerja pantang menyerah yang diinginkan atasannya.
Dari contoh ini, CITRA atau BRANDING yang dimiliki oleh seseorang, menentukan terbuka atau tertutupnya kesempatan dalam pengembangan karirnya.
Contoh berikutnya hadir dari diri saya sendiri.
Dari proses yang saya jalani bertahun-tahun, dengan segala kerendahan hati, saya ingin menyampaikan bahwa menurut saya pribadi, bagi sebagian orang, saya memiliki personal branding sebagai seorang Motivator. Dengan latar belakang pengalaman,pekerjaan,aktivitas,rentetan capaian, konten di media sosial,orang lebih mengenal saya sebagai seorang Motivator,dibanding provesi yang lainnya.
Citra itulah yang mengantarkan saya mendapatkan beberapa tawaran kerja professional yang menarik dan menguntungkan seperti misalnya sebagai trainer atau pembicara di berbagai event.
Percayalah bahwa dengan PERSONAL BRANDING atau IDENTITAS yang positif dan kuat, kita bisa tampil beda, kita bisa mununjukkan siapa diri kita dan apa potensi kita, kita bisa rise above the crowd. Muncul di tengah kerumunan.
Sebelum menjawab pertanyaan bagaimana caranya membangun personal branding, saya akan sampaikan dulu bahwa pada dasarnya, ada dua jenis personal branding. Yang pertama adalah NATURAL PERSONAL BRANDING. Personal branding ini terbentuk dengan sendirinya, tanpa disengaja. Natural personal branding yang dimiliki oleh seseorang biasanya muncul karena orang itu memiliki nilai, prinsip, prestasi, serta kemampuan yang mumpuni dalam satu bidang tertentu.
Lalu, jenis personal branding yang kedua adalah CREATED PERSONAL BRANDING.Personal branding ini dibuat sedemikian rupa, dengan sengaja, sesuai dengan apa yang diinginkan. Nah, seseorang bisa membentuk personal brand sesuai dengan keinginannya melalui berbagai upaya yang dilakukan secara berkelanjutan.
Itulah dua jenis personal branding yang harus kamu tahu.
Sekarang, kita lanjutkan pembahasan mengenai bagaimana sih caranya membangun personal branding. Ini adalah langkah yang saya pribadi telah lakukan selama beberapa tahun belakangan dan rasakan manfaatnya. Tentu langkah yang saya berikan nanti bukan one for all atau all for one. Artinya, apa yang sampaikan nanti, mungkin bisa kamu tiru 100%, atau juga, kamu akan membutuhkan beberapa modifikasi dalam satu dan lain hal.
Nah, jika ditanya bagaimana caranya membangun dasar personal branding yang baik, maka saya akan merusmuskannya dalam tiga langkah sederhana. Pertama, pahami poin-poin positif yang kita miliki. Kedua, tentukan tujuan kita. Dan yang ketiga, bangun konsistensi untuk menciptakan konten yang relevan.
Saya akan bahas yang pertama:
1. Pahami Poin Positif yang ada dalam Diri
Tentu setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Namun, ketika bicara tentang membangun personal branding, maka kita bicara tentang bagaimana menonjolkan hal-hal positif yang ada di dalam diri kita. Coba ambil secarik kertas dan sebuah pena, tanyakan kepada diri kamu sendiri “Apa saja sih hal-hal positif yang saya miliki?”, dan tuliskan dalam kertas tersebut.
Saat bicara mengenai hal-hal positif, berarti kita bicara mengenai prinsip hidup yang kita miliki, sifat dan kelakuan kita dalam kehidupan sehari-hari, dan juga pengetahuan serta kemampuan yang ada di dalam diri kita. Tak hanya menanyakan ke dalam diri sendiri, kamu juga bisa menanyakannya kepada teman-teman atau orang-orang terdekatmu.
Biasanya, kamu akan membutuhkan pandangan orang lain dalam melihat siapa dirimu yang sesungguhnya dan poin positif apa saja yang kamu miliki. Selanjutnya, simak langkah kedua.
2. Tentukan Tujuan Kita.
Tujuan memperkuat seseorang dalam mencapai apa yang ia cita-citakan. Keberadaan tujuan yang jelas membuat kita tahu ke arah mana kita harus melangkah, bagaimana cara kita mencapai tujuan tersebut, dan menentukan langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan.
Coba tanyakan kepada dirimu sendiri, pikirkan dengan baik, dan tuliskan jawaban dari pertanyaan ini: “Ingin dikenal sebagai siapakah saya?”
Jawaban dari pertanyan ini tentu sangat beragam. Tiap orang memiliki jawabannya masing-masing. Ada yang menjawab ingin dikenal sebagai dokter sekaligus penulis buku kesehatan yang best-seller. Ada yang menjawab ingin dikenal sebagai seorang sutradara film yang memiliki pengetahuan luas dan karya yang fenomenal.
3. Membangun Konsistensi untuk Membuat Konten.
Jadilah seorang CONTENT CREATOR. Setelah mengetahui ingin dikenal sebagai apa, buatlah konten yang berkaitan dengan tujuan kamu itu.
Konten bisa berupa apa saja yang bisa ditemukan, dinikmati, dan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Misalnya konten berupa tulisan di blog, video di YouTube, audio di soundcloud. Atau sederhananya, social media yang kamu punya seperti Facebook atau Instagram juga bisa loh jadi sebuah media untuk mempublikasikan kontenmu.
Dengan membuat konten yang sesuai dengan tujuan yang kamu punya, kamu akan menunjukkan kepada orang-orang di sekitarmu bahwa kamu menaruh perhatian special dalam bidang tersebut.
Bahkan, dengan konten-konten yang berkualitas yang kamu publikasikan secara konsisten, kamu bisa dianggap pakar di bidang tersebut. Ya, misalnya, mungkin kamu bukan seorang pakar di dunia perfilman, namun dengan konten-konten yang kamu buat dan publikasikan, kamu bisa jadi akan dianggap sebagai pakar.
“Wah, kalau gitu sama saja melakukan pembohongan public dong?”
Tidak juga. Dengan membuat konten yang berkualitas, kita pastinya akan membutuhkan referensi, baik itu dari buku atau internet. Referensi dari konten yang dibuat oleh orang lain, orang yang benar-benar ekspert di bidang itu. Nah dari situlah kita menambah kepakaran kita. Kita menambah pengetahuan, keilmuan, serta kemampuan kita di bidang perfilman. Gimana? Asyik ‘kan?
Kalau gitu, coba tanyakan pada dirimu, "Jenis konten apa yang akan saya buat?"
Itulah tiga hal yang bisa kamu lakukan untuk membangun personal branding. Dengan memahami poin-poin positif yang ada di dalam dirimu, menentukan tujuanmu dalam Membangun Personal Branding, dan membuat konten yang sesuai dengan tujuanmu secara berkelanjutan, maka selain membawa kebaikan bagi pengembangan dirimu sendiri, kamu juga akan menebar manfat bagi orang lain yang membutuhkan orang-orang sepertimu.
Nah, sahabat pembaca sekalian, itu saja mungkin yang bisa saya sampaikan kali ini. Mudah-mudahan yang sedikit ini bisa membantumu dalam membangun personal branding yang kamu miliki.
GEGI KARYAGANDA
( Kang Gegie )
Trainer & Motivator